Laporkan Penyalahgunaan

Enggan Pulang, Begini Bimtek Kepenulisan Konten Berbasis Budaya Lokal Digelar

Posting Komentar
Enggan Pulang, Begini Bimtek Kepenulisan Konten Berbasis Budaya Lokal Digelar

“Silahkan bapak ibu!” Kata Kabid Perpustakaan Hj Siti Jamilah setelah menutup kegiatan Bimtek yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPAD) Kabupaten Bungo, Kamis 4 September 2025. Tetapi peserta enggan  pulang. Sekitar 60 peserta tetap duduk, diam. Terasa betah di ruangan.

Rasa “enggan pulang” menjadi bukti bahwa belajar Bimtek kepenulisan yang digelar menyenangkan dan bermanfaat bagi penulis lokal, begini ceritanya!

Kesempatan Berharga

Kesempatan Berharga

Peserta mendapat kesempatan berharga berkontribusi melestarikan nilai budaya lokal Kabupaten Bungo. Melalui ide dan imajinasinya menggali dan menarasikan Palabe atau cerita rakyat.

Peltu kepala DPAD Bungo Ir.Hendry Yusuf menyemangati peserta untuk menggali budaya Bungo, menuliskan warisan tradisi lisan yang dituturkan agar tidak hilang digerus zaman.

“Apakah masih ada orang tua yang bercerita menjelang tidur?”

“Apakah masih ada anak-anak yang antusias mendengar neneknya berkisah?”

Dengan dibukukan siapa saja bisa mengenali nilai-nilai budaya daerah sendiri. Ini sekaligus meningkatkan literasi masyarakat.

Materi yang Bergizi

Materi yang Bergizi

Acara mulai pukul 9 pagi dan berakhir pukul 4 sore, jika peserta enggan pulang berarti materinya benar-benar bergizi. Tidak hanya teoritis, tetapi membuka pikiran bahwa menulis Palabe tidak sulit.

Ibu Dr. Feerlie Moonthana Indhra,, S. Pd., M.M., M. Pd, selaku narasumber memberikan tipsnya bagaimana menulis Palabe yang menarik dan sesuai usia anak-anak TK dan Sekolah Dasar.

Dari mulai memilih Palabe yang akan ditulis, membuat judul, bagaimana menulis alur hingga bagaimana menutup cerita dengan nada positif.

Ia menambahkan warisan yang tidak lekang oleh waktu adalah sebuah tulisan. Menulis cerita rakyat bukan sekedar mendongeng tetapi menanam benih nilai untuk generasi yang lebih arif, bijak dan berkarakter.

Sementara itu, bunda Leni Sulastri, S.S dari balai bahasa provinsi Jambi lebih menekankan bagaimana menulis dengan efektif, termasuk tanda baca, ejaan, pilihan kata dan kalimat. Disarankan untuk anak usia dini menulis 4 kalimat untuk satu halaman buku, yang hanya terdiri 9 kata saja.

Leni Sulastri, S.S

Sesi kedua Bimtek adalah praktik menulis. Peserta memilih duduk lesehan. Menghadirkan cerita rakyat dalam pikiran masing-masing. Suasana tambah hidup. Terlihat kedua narasumber dan Pustakawan Bungo Ahmad Gazali hadir ditengah-tengah peserta menjawab setiap pertanyaan dan kesulitan yang muncul.

Dalam waktu satu jam, peserta hasilkan Palabe yang diberi evaluasi oleh kedua nara sumber. Penulis sendiri berhasil menyelesaikan cerita rakyat dengan judul “Si Pahit Lidah Kena Batunya” sebuah Palabe yang berasal dari dusun Teluk Pandak. Tutur lisan ini sering diceritakan oleh nenek menjelang tidur.

Menularkan Semangat Menulis

Menularkan semangat menulis

“Selesai ini bikin buku!”

Produk Bimtek ini adalah sebuah buku antologi yang dibiayai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Bungo.

Peserta sangat antusias untuk mulai menulis. Dibukakan pikirannya untuk ikut melestarikan nilai-nilai budaya. Vibes positif ini semoga juga ditularkan peserta untuk orang-orang sekitar.

“Kenapa menulis?”

“Kalau kamu tidak bisa jadi raja, jadilah penulis!” kata Bu Feerly.

Pantas saja, peserta enggan pulang. Diskusi tentang menulis seperti tidak ada habis-habisnya. Semoga kedepannya ada lagi acara yang menjembatani penulis untuk lebih menghasilkan banyak karya.

 

Linda Puspita
Blogger n Smart Teacher yang selalu beruntung saat mulai menulis. Menerima kerja sama, silahkan singgah di brilianamumtazia@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar