“What do you want to be in the future? Apa cita-cita kamu
nanti kalau sudah besar?”
Pertanyaan itu pernah saya sampaikan ke peserta didik saya.
Biasanya, anak-anak akan menjawab dengan penuh semangat, “Mau jadi dokter,
Bu!”, “Polisi!”, “Guru!”, atau “Pilot!”
Profesi-profesi itu memang terdengar keren, bergengsi, dan
dianggap membanggakan. Namun, hampir tak ada yang menjawab, “Saya ingin jadi
petani.” Profesi petani sering kali dipandang sebelah mata, padahal peran
mereka sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari.
Coba bayangkan, jika tidak ada petani, dari mana kita
mendapatkan nasi? Siapa yang menanam sayur-sayuran segar? Atau buah-buahan yang
kita nikmati setiap hari?
Tanpa petani, kita akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Petani adalah pahlawan pangan yang bekerja keras di bawah terik matahari, menjaga
ketahanan pangan negara agar sampai ke tangan kita dengan harga terjangkau.
Sudah saatnya kita mengubah minset terhadap profesi petani.
Menjadi petani bukan soal menyangkul saja, Semoga ke depannya akan ada lebih
banyak anak yang dengan bangga berkata, “Saya ingin jadi petani!” dengan ilmu
pertanian lebih modern.
Rizki Hamdani
Rizki Hamdani adalah sosok pemuda yang merangkul generasi
muda untuk terjun ke dunia pertanian. Bertani itu keren. Harus ada generasi
muda yang meneruskan menjadi petani. Ide itu muncul tak kala Rizki pulang ke kampung
halaman Jombang, Disana para petani rata-rata sudah tua dan tidak terlihat
generasi muda.
Kenapa para pemuda? Seperti cerita diawal rata-rata
menginginkan profesi lainnya. Wah-wah padahal harusnya regenerasi?
Nah, muncullah ide untuk mengajak para kaula muda untuk
terjun ke dunia pertanian. Bertani tidak harus pegang cangkul. Ada
inovasi-inovasi daerah maju yang bisa ditiru dan diterapkan.
Langkah konkrit yang Rizki lakukan adalah kolaborasi dengan
pondok pesantren yang berada di Jombang. Yaitu pondok pesantren Fathul Ulum yang
dipimpin oleh Kyai Amin. Niat baik itu diterima dengan tangan terbuka oleh
pihak pesantren yang memang lulusannya diharapkan memiliki bekal ilmu termasuk
sektor pertanian.
Kelompok Santri Tani Milenial
Rizki membentuk kelompok santri tani milenial yang disingkat
KSTM.Kelompok tani ini mencangkup bidang pertanian dan peternakan. Lulusan
pesantren memiliki skill di bidang pertanian dan peternakan sehingga bisa
berdiri dengan kaki sendiri.
Santri antusias, Rizki Hamdani lebih semangat lagi apalagi
keberhasilannya mulai terlihat. Dengan adanya kelompok tani sorgum, fyi, sorgum
adalah biji-bijian yang masih satu keluarga dengan serelia yang kaya serat,
bisa dijadikan pengganti nasi, gandum, jagung. Manfaatnya luar biasa, terbukti
mengendalikan kadar gula darah. Sehingga produk olahan sorgum dari kelompok
tani sorgum banyak dicari, tentu saja menambah penghasilan.
Rizki berhasil merangkul generasi muda di Jombang hingga 40
kelompok santri tani terbentuk sejak tahun 2017. Dengan sistem pertanian
terpadu atau atau Integrated Farming System dengan metode zero waste.
Artinya sistem pertanian yang sebisa mungkin mengurangi
sampah bahkan zero atau tidak menghasilkan sampah sama sekali. Dengan cara
digunakan kembali dan didaur ulang.
Dan tahukah keberhasilannya? Pondok pesantren memiliki omzet
yang sangat besar dan santri belajar untuk menghasilkan dengan kerja keras
sendiri. Mereka membuktikan bahwa “being a farmer” juga sangat potensial dan
menguntungkan.
Apresiasi SATU Indonesia Awards
Keberhasilan Rizki Hamdani merangkul generasi muda khususnya
santri di Jombang untuk terjun ke dunia pertanian mendapat apresiasi SATU
Indonesia awards tahun 2020 dari daerah Jawa Timur di bidang lingkungan. Dengan
fokus kegiatan Penggagas kelompok santri Tani Milenial.
Melalui SATU Indonesia Awards diharapkan banyak anak muda
Indonesia terus memberikan dampak positif untuk lingkungannya. Ada lima bidang
yang bisa diikuti seperti Bidang kesehatan, pendidikan, teknologi, lingkungan
dan kewirausahaan.
Selamat ya Rizki Hamdani, teruslah bergerak teruslah
berdampak. Teruslah menginspirasi kami.
Penutup
“Aku besok kalau sudah pensiun mau bertani, melihara beberapa
ternak dan hidup tenang!”
Sebenarnya, dalam hati kecil setiap orang, tersimpan
cita-cita sederhana, hidup tenang di usia tua, bertani, memelihara hewan, dan
menikmati ritme hidup dengan damai.
Slow living, bangun pagi, menikmati secangkir
teh sambil menyapa matahari, merawat tanaman, memberi makan ternak, menghirup
udara segar, sambil menyapa tetangga, duh terasa begitu ideal.
Tapi kenapa harus menunggu tua untuk memulainya? Kenapa tidak
sekarang? Generasi muda selagi punya energi, kreativitas, dan akses teknologi
yang bisa mengubah wajah pertanian menjadi lebih modern.
Menjadi petani bukan pilihan yang kedua, ketiga , tetapi langkah
berani menikmati hidup yang sesungguhnya. Semoga setelah membaca kisah
inspiratif ini, jika ditanya, “What do you want to be in the future? Ada anak
yang menjawab bangga, “I want to be a farmer.” Petani itu keren, berdaya, dan
sangat dibutuhkan di dunia.
#APA2025-ODOP
Posting Komentar
Posting Komentar