Aku memiliki teman yang sudah senior namun kami saling tukar cerita dan berbagi pengalaman. Tiga tahun sebelum dia pensiun, dia terlihat kurang sehat. Setelah dilakukan pemeriksaan yang mendalam, ternyata memiliki kanker payu dara stadium lanjut. Yeah begitulah beliau, tidak merasakan kalau sedang sakit. Selalu semangat beraktivitas seperti biasa.
Akhirnya kami jarang bertemu, selain kondisi fisiknya yang melemah dia juga harus berulang untuk melakukan kemotrapi. Setelah bedah dia harus bolak balik beberapa kali kemotrapi agar sel kanker yang tertinggal musnah. Rambutnya mulai rontok, pigmen kulitnya berubah warna menjadi pucat dan hitam.
Dan yang mengejutkan biaya yang harus dikeluarkan cukup mencengangkan setiap sekali kemotrapi. Sementara, harus menjalani 8 siklus kemo. Teman-teman lalu pada berniat untuk patungan membantu biaya pengobatan teman tersebut.
Namun, apa yang dia jawab dia menolak dan tidak mau merepotkan. Katanya,” Alhamdulillah, sudah dicover oleh asuransi syariah.”
Apa itu Asuransi Syariah?
Apa itu Asuransi Syariah, menurut fatwa DSN MUI No.21/DSN-MUI/X/2001 asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau Tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad sesuai dengan Syariah.
Prinsip yang dianut asuransi syariah ada lima yaitu nilai tolong menolong, bersifat universal, sesuai prinsip syariah, keadilan dan transparansi keuangan.
Saat pemaparan materi tentang asuransi Syariah pada acara blogger gathering emak emak blogger dan Prudential tanggal 26 Oktober 2021 aku jadi melek asuransi syariah.
Asuransi syariah ini sangat penting dimana akad tolong menolongnya dapat membantu satu sama lain. Jika salah satu membutuhkan maka yang lain bergotong royong untuk menolong. Perusahan menjembatani hal tersebetut. Sehingga saling menguntungkan.
Asuransi Syariah dan Menghadapi Resiko
Beberapa opini dengan berasuransi malah mendo’akan hal buruk, didoain kenapa-kenapa, didoain cepat meninggal, benarkah? Mematahkan opini tersebut, bapak Bondan Margono, selaku Head of Strategic Sharia Development Prudential Indonesia, berpendapat bahwa hidup itu selalu ada resiko dan kita perlu tahu cara menghadapinya.
Di Asuransi Syariah, salah satu cara untuk menghadapi risiko adalah dengan menerima risiko dan berbagi risiko. Agar orang lain yang mendapatkan resiko terbantu. Seperti, teman saya yang saya sebutkan diatas, jika tidak tercover asuransi tentu dalam kebingungan. Mana menghadapi penyakit yang ganas, berfikir pula dari mana memperoleh biaya pengobatan. Tentu tekanan semakin berat.
Selain itu, asuransi syariah juga diperlukan untuk perlindungan: pendapatan, dana darurat, perlindungan kesehatan, warisan, dana pensiun dan perlindungan dana pendidikan anak anak.
Cara Memiliki Asuransi Syariah
Nah, bagaimana apakah sudah mulai terbuka literasi asuransinya? Jika iya, dapat memutuskan untuk memiliki asuransi syariah. Syaratnya jangan tergesa-gesa. Sesuatu yang terburu-buru tidak baik.
Kita dapat survey terlebih dahulu penyedia asuransi syariah. Lalu, pelajari plus minusnya. Salah satu, nara sumber bernam Aliyah Natasya sebagai Financial Advisor memberikan saran jika mau pilih Asuransi, harus sesuaikan dengan budget kita, lalu pilih produk sesuai kebutuhan dan pilih asuransi yang aman dan nyaman di hati seperti Asuransi Syariah.
Mengapa? Kalau memilih asuransi syariah kita telah terhindar dari gharar (ketidak jelasan), riba (tambahan nilai yang tidak sesuai syariah), dan masyir (taruhan). Jadi, membuat hidup lebih nyaman dan aman.
Jangan lupa untuk membaca akadnya baik-baik, jika diperlukan berulang-ulang dan lebih teliti. Agar memahami dan terhindar dari salah paham di kemudian hari.
15 komentar
Jadi semakin banyak pilihan asuransi ya kak..tinggal sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan